Kamis, 28 Januari 2010

tentang janji

minggu kemarin saya tidak menulis, sebuah hal yang sebenarnya saya jaga untuk terjadi tapi ternyata, hidup dengan janji itu cukup sulit.

atas kejadian itu, saya malah bertanya pada diri saya tentang janji.

bagaimana sebenarnya sikap kita atas janji, terutama janji pada diri sendiri. seperti saya yang berjanji untuk selalu menulis, minimal satu tulisan di blog saya. atau mungkin ada yang berjanji untuk tidak mendekati lagi seorang kecengan, atau berjanji untuk tidak memikirkannya dan berencana untuk beralih pada yang lain, atau janji untuk bangun pagi dan tidak menonton TV selama seminggu, atau janji untuk tidak membuka facebook dan twitter.

janji kadang kala tidak kita tepati, apalagi janji pada diri sendiri yang terkadang untuk melanggarnya sama sekali tidak ada hambatan, tinggal mencari-cari alasan atau berlalu begitu saja, maka janji itu tinggal kita tinggalkan dan kapan-kapan diulangi lagi janji yang sama untuk dilanggar dengan metode yang sama.
janji itu dengan mudah kita lewati, seperti melewati satu perempatan yang sama setiap hari, atau melewati lampu merah.

padahal jika kita pandang lebih jauh, janji pada diri sendiri sebenarnya sama sekali tidak sesederhana itu. janji pada diri sendiri sering kali juga akan berefek pada orang lain. misalnya saya, yang berjanji untuk menulis setiap seminggu sekali, mungkin saja di dunia maya itu ada yang menunggu tulisan saya. dengan tidak menulis, dengan melanggar janji saya pada diri sendiri, ternyata saya membuka juga kesempatan untuk, tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga mungkin akan merugikan orang lain.

ada yang bilang janji itu seperti utang yang memang harus dibayar. tapi utang sering kali bermakna negatif, maka mungkin juga janji bisa dianggap sebagai langkah kecil, semacam little foot step, yang jika kita tidak lewati maka kita tidak akan bergerak kemana-mana. setiap lari dimulai dari langkah kecil, setiap jarak yang terbentang di mulai dari satu jengkal, setiap meter akan dimulai dari satu mili, kemudian satu cm, kemudian satu meter kemudian satu kilometer dan seterusnya.
maka janji sebenarnya mau tidak mau harus ditepati, tanpa menepatinya maka kita takkan bergerak kemana-mana, tak akan maju tak akan mundur. kita akan diam di tempat.

janji yang ditepati juga mungkin tidak akan membawa kita pada keberhasilan besar, pada kesuksesan gegap gempita, bahkan janji yang kita tepati mungkin akan membawa kita pada kesulitan, pada persoalan baru, pada kegalauan baru.

tapi, tanpa menepati janji itu, semua akan tetap sama. dengan menepati janji, sebesar apapun resikonya, itu berarti kita maju, kita berjalan, melangkah menuju sesuatu, bukankah makna hidup itu berarti maju, maju untuk mencoba, maju untuk memulai.

meski janji untuk menulis setiap minggu itu kini sudah tidak saya tepati, tapi satu hal yang pasti, saya mendapat pelajaran darinya, dan semoga saja, janji yang lain bisa saya tepati.
tentang janjiSocialTwist Tell-a-Friend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

license

Creative Commons License
blog wikupedia by wikupedia is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at writeaweek.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.