Tampilkan postingan dengan label tentang hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang hidup. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Juni 2010

tentang hidup yang ternyata gak boleh terlalu bahagia gak boleh terlalu bersedih

kalau bicara tentang hidup, saya selalu berharap hidup saya pas, sederhana, gak berlebih, dan gak kekurangan.

tapi ada kalanya, ambisi, harapan, target serta berbagai bumbu kehidupan itu begitu menarik sehingga saya terkadang tergoda juga untuk menjadi terlalu bahagia, terlalu bersedih, terlalu galau dan terlalu diambil rasa tentang berbagai hal yang terjadi di dalam hidup saya.

dalam beberapa bulan ini saya selalu berpikir tentang kebahagiaan, bahwa kebahagian itu ternyata datang sebentar namun konstan dan datang tepat waktu. saya sendiri terkadang menikmati kebahagiaan yang sebentar itu dengan menutup mata, menarik nafas, menahannya sebentar, lalu sambil menghembuskan nafas saya melepaskan  kebahagiaan itu untuk tetap berharap ia akan datang kembali di saat yang tepat.

tetapi ada kalanya saya juga tergoda untuk menikmati kebahagiaan secara berlebihan, mencoba mengingatnya secara terus menerus, mengulangnya pada teman, dan memikirkannya untuk beberapa hari.

godaan untuk menjalani hidup dengan berlebih ternyata kini membuat saya takut dan membuat saya ragu, bahwa ternyata dibalik keharuan dan perasaaan damai, kebahagiaan membawa rasa takut yang terkadang datang begitu tiba-tiba dan begitu menyita apa yang ada di diri saya.

ketakutan filosofis yang membuat harapan dan segala hal yang positif menjadi gamang. dan mengakhirinya dengan keragu-raguan...

begitu pun dengan rasa sedih, terkadang saya sendiri begitu memaksa untuk menjadi sedih secara berlebihan, mengulangnya dalam setiap pagi, sore dan malam, memikirkanya dengan terlalu sering.

alih-alih melepaskannya untuk mengambil sebuah manfaat, kesedihan terkadang menjadi beban yang juga memberi ketakutan tersendiri, keraguan yang kalut dan membuat semuanya seperti diam di satu titik dan tidak bergerak kemana-mana.

hidup berlebihan ternyata bukan hanya tentang materi, bukan hanya tentang membeli barang yang tidak perlu, bukan hanya jajan di tempat mahal tanpa menghabiskannya.

berlebihan ternyata bisa sangat jauh dari hal yang berbau uang, berlebihan bisa saja berbentuk pikiran, perasaan dan mungkin saja harapan.

dan tentang mencoba hidup sederhana, kini mencapai sebuah hal baru lagi, karena bukan hanya tentang uang dan hal yang berbau materi tetapi juga tentang berbagai hal yang berbau rasa.




tentang hidup yang ternyata gak boleh terlalu bahagia gak boleh terlalu bersedihSocialTwist Tell-a-Friend

Jumat, 26 Februari 2010

ketika hidup (tidak) bisa diatur mood

Bagi beberapa orang, mood menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Malah ada juga yang hidupnya diatur oleh mood, bekerja bagaimana mood, bersenang-senang bagaimana mood, pokoknya semuanya tergantung pada mood.

Saya sendiri sebenernya juga sering kali hidup dengan mood ini, bahkan saya punya prinsip kalau kata malas itu adalah alasan yang paling tetap dan tidak terbantahkan jika saya tidak ingin melakukan sesuatu atau malas melakukan sesuatu.

Kalau sudah malas, maka hampir tidak ada yang bisa membuat saya melakukan seusuatu.

Tapi, sejak akhir tahun kemarin, ternyata tanpa disadari beberapa perubahan besar terjadi dalam diri saya. Mulai saat ini, hidup saya ternyata tidak boleh dan tidak bisa lagi bergantung pada mood. 

Hidup sebagai penulis sedikit banyak akan berhubungan dengan tenggat waktu atau kuota tulisan yang diharuskan atau telah disepakati untuk ditulis, untuk setiap hari dan bertambah di hari-hari tertentu.

Untuk setiap harinya saya diharuskan menulis 2 tulisan selama weekdays dan di weekend ada 2 tenggat waktu tulisan saya lainnya yang harus dikerjakan, belum lagi blog pribadi yang sering terbengkalai itu. Saya tidak mengeluh, saya sangat bahagia dengan pekerjaan ini, karena merupakan salah satu pekerjaan impian yang ternyata sudah bisa saya capai di umur yang belum 30 tahun. Saya sangat menikmatinya.

Tapi kadang-kadang saya juga membayangkan, bagaimana jadinya kalau sistem kerja saya harus diatur mood, bisa kacau balau. tenggat waktu 2 tulisan setiap hari mungkin terdengar berat, tapi saya menyukainya, membuat saya tetap fokus dan tau apa yang harus saya kerjakan setiap harinya. Dan bayangkan saja jika saya menyerah pada mood saya, malas untuk menulis, bisa berantakkan semua.

Di titik ini kemudian saya menyadari bahwa pilihan akan menimbulkan konsekuensi, pada awalnya mungkin saya tidak melihat konsekuensi apa-apa dari pilihan menjadi penulis ini, yang penting nulis, bisa membangun brand nama sendiri dan tentu saja mendapat penghasilan.

Tapi ternyata tenggat waktu membuat saya malah bisa menentukan rencana, meski terdengar mengancam, kini saya lebih memaknai tenggat waktu dengan sudut pandang yang lebih positif.

Kini setiap hari saya tau harus berbuat apa, saya tau apa yang harus saya tulis, saya tau saya harus mencari bahan dimana dan saya tau ada semacam titik yang harus saya capai setiap hari. Jika saya kini mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk berjalan-jalan, bersosialisai, itu memang perlu waktu untuk mencari dan mengatur bagaimana sistem kerja menulis agar semuanya bisa terpenuhi, tapi saya masih menyempatkan untuk berjalan-jalan di sore tertentu, sekedar mampir ke toko buku teman saya, melamun atau berjalan-jalan di mall dan melihat seperti apa sih update terbaru kehidupan sosial di Bandung ini.

Mood memang tidak bisa hilang diri saya, itu semacam kodrat yang memang akan terus melekat kemana pun saya pergi, bahkan terkadang saya juga merindukan mood dan sering berleha-leha hanya untuk melayani mood dalam taraf maksimal, apalagi kalau sedang mood galau, itu memang tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Tapi tenggat waktu ternyata memang bisa ditanggapi dengan positif, meski kadang tergesa-gesa ketika kata ini terus datang seperti menunjuk-nunjuk, dan jam sudah bukan lagi patokan untuk mengatur waktu istirahat, tapi tenggat waktu memberikan kegunaannya ketika  hidup memang perlu ditata dan pengaturan waktu membutuhkan supervisor.

Jadi selain teman-teman baru saya si bruno, holga hitam manis dan si sasongko komputer desktop pacarnya nurlela, dan satu teman baru saya yang belum punya nama, kini saya punya teman baru: perkenalkan namanya 'tenggat waktu'. :D
ketika hidup (tidak) bisa diatur moodSocialTwist Tell-a-Friend

Senin, 21 Desember 2009

tentang hidup yang bukan saja memberi makna tapi juga memberi manfaat

akhir minggu ini ternyata memberi makna baru bagi hidup saya, setelah selama sekitar 2 minggu seperti kehilangan minat untuk apa-apa, akhirnya sebuah momen sederhana memberi kesadaran baru bahwa hidup ini ternyata bukan hanya harus dijalani dengan memberi makna pada setiap perjalanannyatapi juga haruslah memberi manfaat.

hari sabtu kemarin, menjadi semacam sebuah pilgrimage sederhana yang ternyata memberi saya kesimpulan baru dalam menjalani harihari saya. sabtu itu saya dan teman-teman menyerahkan koin untuk ibu Prita yang telah terkumpul kurang lebih satu minggu, dan berasal dari titipan banyak teman dari bandung.

ada keharuan yang ternyata membuat saya tertegun. awalnya koin drop tobucil saya bikin tanpa bayangan akan sebanyak itu koin yang terkumpul (kira-kira sekitar 4 jutaan hitungan sangat kasar). saya hanya tergerak secara pribadi untuk membantu Prita, tapi ternyata dari hal yang sederhana itu, teman-teman tobucil, omuniuum teman-teman unpar, lalu teman-teman lain yang menitipkan koin di tobucil memberi sebuah keharuan, ternyata untuk hal yang sederhana bisa berdampak besar juga. tentu ini juga atas bantuan teman-teman di koin keadilan serta teman-teman media yang meliput koin drop tobucil sehiangga semakin banyak orang yang tau dan akhirnya menitipkan koin mereka lewat tobucil.

ada perasaan aneh yang menyenangkan ketika saya secara resmi menyerahkan koin itu pada teman-teman di jalan langsat, selain pertemanan saya yang bertambah, ternyata berbuat baik itu memang menyengakan. hampir tak ada hambatan sama sekali ketika kami mengirimkan koin itu, 2 acara yang kami jalani sebelum menyerahkan koin bisa kami lewati dengan menyenangkan juga, hanya ada satu kejadian yang tidak menenangkan kecil, yang terjadi. tapi secara garis besar semua berjalan lancar.

bahkan ketika kami subuh sampai di bandung kembali, kami memutuskan untuk pergi ke Moko, sebuah daerah di bojong koneng ke atas. tempat ini sebenernya sangt ingin saya kunjungi, bahkan sejak kuliah, tapi ternyata setelah lama, saya baru kesampaian sekarang. saya dan teman-teman menikmati sunrise di atas bukit itu, ternyata selain sunset, sunrise juga bisa menimbulkan perasahaan galau yang menyenangkan.

dengan beberapa kejadian yang terjadi tidak lebih dari dua hari ini, saya kemudian disadarkan kembali tentang makna hidup ini oleh sebuah quotes: bahwa hidup itu ternyata bukan hanya memberi makna saja tapi juga memberi manfaat.

saya tersadarkan bahwa, ternyata hidup itu bukan hanya berjalan terus tanpa arah, tanpa makna dan hanya sebuah rutinitas saja. hidup itu ternyata harus dijalanai dengan memberi manfaat bagi diri sendiri, orang lain, keluarga dan masyarakat luas. proses pengumpulan koin dan penyerahan atas nama memberi manfaat kebaikan bagi Ibu Prita adalah salah satunya.

hidupberjalan terus dan terus, ada kesusahan ada kebahagiaan. tapi kini saya menjadi semakin yakin dengan apa yang saya jalani dan menjawab beberapa pertanyaan saya tentang hidup di tulisan saya beberapa waktu yang lalu, bahwa hidup bisa dijalanai dengan sangat sederhana.

hidup itu adalah tentan memberi makna dan manfaat, itu saja. berbuat baik adalah sebauh perjalanan yang seharusnya memang dijalani dengan senang dan bahagia. mungkin saya tidak akan jadi orang sukses, terkenal, kaya dan bla bla bla. mungkin saja ternyata saya juga tidak memerulukan hal-hal semacam itu.

saya hanya perlu kesederhaanaan dalam hidup saya. saya menulis untuk mencoba memberi info untuk orang lain, saya menulis untuk mencoba memberi manfaat untuk orang lain, saya berkomunitas untuk mencoba membantu memberi ruang bagi orang lain untuk juga ikut berkembang.

hmmm...hidup itu sederhana, cuma untuk memberi makna dan berbuat baik, untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk orang lain. cukup itu saja.
tentang hidup yang bukan saja memberi makna tapi juga memberi manfaatSocialTwist Tell-a-Friend

Sabtu, 19 Desember 2009

tentang hidup yang penuh tanda dan penuh pertanyaan

saya sebenarnya lagi ingin menulis tentang orang lain, bukan tenang diri saya sendiri. saya ingin menulis tentang bagaimana orang lain memaknai hidup mereka, bagaimana orang lain melalui hari-hari mereka dan ingin bercerita tentang mimpi-mimpi mereka.

adakalanya menulis tentang diri sendiri justru malah menutup diri tentang berbagai hal, berbagai pengetahuan baru yang bisa jadi ada diluar sana tapi tidak kita sadari.

tapi entah kenapa saya sedang tidak bisa bercerita tenang dunia luar, meski ada banyak sekali cerita yang saya temukan, tapi rasanya kok tidak ada yang benar-benar membuat saya tertarik untuk menceritakan.

sampai kemarin saya akhirnya menemukan sebuah kisah untuk diceritakan, meski ini juga bukan murni kisah orang lain.

beberapa hari yang lalu, ketika mau makan malam, saya mengambil piring dan tanpa sadar saya memakai piring datar, yang biasa dipakai untuk makanan non kuah, padahal saya mau makan makanan berkuah, tapi entah kenapa saya ingin memakai piring ini.

setelah mengambil makanan, saya kemudian tersadar bahwa piring ini adalah piring kesukaan ibu saya. entah kenapa ibu saya, jika makan dirumah, hampir selalu menggunakan piring datar, entah itu akan memakan makanan berkuah maupun kering, semuanya akan dimakan dengan piring datar.

dari kejadian ini, saya kemudian teringat, bahwa ternyata setiap orang atau sebagian besar orang punya barang atau sesuatu hal yang selalu mereka pakai atau selalu ada disana bersama diri mereka.

seperti piring yang ibu saya sering pakai itu, atau gelang karet hitam yang selalu ada di lengan saya, teman saya yang selalu memakai motor yang sama, selalu memainkan gitar yang sama, selalu memakain pulpen yang sama, selalu memakai kacamata yang sama.

beberapa orang selalu bisa dicirikan oleh apa yang mereka pakai, atau benda atau sesuatu yang selalu ada, jika orang itu ada.

saya juga jadi ingat dulu pernah punya pulpen Goofy yang saya beli toko Q-ta, sebuah toko legendaris jaman 90-an yang kini sudah pindah ke jalan sultan agung bandung. sampai beberapa tahun pulpen itu selalu ada, tapi jarang saya pakai, selain cukup mahal untuk ukuran pulpen, ternyata pulpen itu sangat menyenangkan untuk dipakai, jadi saya takut kalau isinya habis saya gak bisa nulis lagi pakai pulpen itu.

sampai akhirnya pulepen itu hilang dan kini saya menggantinya dengan selalu memakai pulpen faber castell yang click ball. kalau beli pulpen saya pasti beli merek dan jenis itu. sempat gak pernah punya pulpen karena pulepen itu sempat hilang dipasaran, sempat juga beli satu box, biar kalao abis ato ilang bisa diganti.

dan, saya gak tau udah berapa pulpen kayak gitu saya hilangin padahal dipake setengah juga belum.

tapi intinya, saya selalu punya sebuah barang yang kalo nggak merek tertentu jenis tertentu, dan kalau barang itu ilang atau habis, saya akan beli barang dengan jenis yang sama.

saya gak tau, apakah ini termasuk dari gejala psikologis atau memang setiap orang selalu harus punya sesuatu yang bisa mereka miliki dan menjadi ciri yang bakal selalu ada, selalu bisa diidentifikasi dan selalu bisa hadir ketika dibutuhkan.

setiap orang selalu membutuhkan teman, baik itu barang atau teman dalam bentuk nyata. setiap orang mungkin juga selalu butuh pelarian, butuh sebuah pegangan yang selalu bisa diandalkan, selalu butuh simbol.

agak seram memang jika kita membayangkan apa yang terjadi jika sesuatu atau seseorang atau simbol itu hilang, atau tidak lagi ada untuk kita. tapi bisa jadi kita akan menemukan lagi seseorang, sesuatu atau simbol-simbol lain yang akan menggantikan apa yang dulu kita pernah miliki. meski tak ada yang bisa mengganti sesuatu dengan sesuatu dengan sama persis, tapi kadang kala nilai dari suatu pengganti bukanlah pada apa yang menjadi mirip atau pada kesamaannya tapi pada keunikan si pengganti itu. seperti pulpen saya yang tergantikan dengan pulpen lain.

beberapa hari ini agaknya menjadi awal bulan yang sedikit aneh, seperti tanpa semangat dan penuh kebimbangan, tapi baru aja tadi saya dapet sebuah quotes yang kayaknya bisa jadi teman baru dalam menjalani hidup ini, begini quotenya:

hidup itu kalau seperti jalan tol, mulus, jalannya halus, gak ada hambatan, nanti malah bikin terlena, bikin ngantuk dan jadinya malah celaka

tapi kalau hidup itu ada kesusahan, ada kegalauan, ada kebimbangan maka kita jadi tersadar atau disadarkan, bahwa ternyata kita hidup kita ini memang perlu kita pikirkan, perlu kita tata, perlu kita renungkan. hidup yang berliku ternyata malah memberi pelajaran baru bahwa hidup memang harus dilewati dengan mawas diri.

dan jika kita kehilangan pegangan, kehilangan simbol, kehilangan sesuatu, kehilangan seseorang, kehilangan apa yang selalu ada dalam hidup kita, selalu ada jika kita ada, jangan takut, bisa jadi itu adalah sebuah hal semacam alarm bahwa mungkin kita terlalu nyaman, terlalu berfokus pada suatu hal, terlalu tidak peka atau kita mungkin perlu belajar sesuatu di luar yang sering kita lakukan.

awal bulan yang cukup berat dan saya masih belajar untuk belajar, bahwa hidup ini memang penuh misteri yang kadang kala tidak perlu kita tanyakan tapi perlu kita mengerti, sehingga semua pertanyaan akan terjawab, mungkin bukan dengan jawaban tapi sesuatu yang lebih bijaksana.

semoga...
tentang hidup yang penuh tanda dan penuh pertanyaanSocialTwist Tell-a-Friend

license

Creative Commons License
blog wikupedia by wikupedia is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at writeaweek.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.