Jumat, 12 Februari 2010

we are a big family


masuk pada hari minggu berarti masuk pada ide dan tulisan baru.

minggu ini menjadi salah satu minggu bahagia karena beberapa perkembangan baru ditempat kerja saya yang cukup menggembirakan, dan satu lagi, akhirnya setelah hampir jalan dua tahun, nurlela si laptop primadona saya itu, kemaren mendapatkan pendampingnya, senang rasanya akhirnya si nurlela punya pasangan hidup, namanya sasongko, semoga mereka bisa langgeng dan terus saling mengasihi.

berbicara tentang teman, pasagang dalam hidup, saya jadi ingat beberapa minggu yang lalu saya bertemu dengan sebuah keadaan yang membuat saya tersenyum dan terenyuh.

suatu hari minggu yang cerah, saya kebetulan berangkat pagi ke tempat kerja saya, dan merasa lapar, kemudian saya memutuskan untuk makan di daerah cihapit. salah satu wilayah paling tua di bandung yang kini terkenal dengan jajanan pinggir jalannya yang enak, mulai dari baso tahu, cakue, sampai kupat tahu.

saya memilih makan kupat tahu, sambil menunggu pesanan datang, saya memperhatikan lingkungan sekitar, ada deretan toko di sana, yang didepannya juga diisi oleh berbagai pedagang  jualan, selain pedagang jajanan makanan. 

ada pedagang majalah, ada tukang buah-buahan, ada tukang macem-macem. hampir di seluruh toko, didepannya ada tukang pinggir jalan.

suasana akrab khas pinggir jalan menghiasai minggu pagi saya yang menjelang siang itu. suasana kekeluargaan yang, membuat saya tersenyum dan berpikir, bahwa ternyata kita ini adalah sebuah keluarga besar.

ada bapak-bapak penjual majalah disana yang bercanda dengan anak pemilik toko, mereka bercanda khas tentang, betapa sudah besar sekarang si anak itu dan waktu begitu tidak terasa.

saya jadi berpikir tentang rutinitas jualan tersebut, pagi-pagi mereka bersiap, lalu berdagang, membersihkan sampah lalu pulang, dan besoknya mereka melakukan hal yang sama lagi, terus begitu sampai puluhan tahun.

rutinitas yang sudah menjadi kehidupan mereka sendiri, rutinitas yang kemudian bersinggungan dengan tukang dagang lain, pemilik toko, sampai pembeli langganan, yang semuanya kemudian membentuk sebuah keluarga baru.

mungkin kadang-kadang para pedagang itu juga membawa keluarga mereka dirumah untuk dikenalkan pada 'keluarga' mereka yang sehari-hari menemani mereka berjualan. satu pedagang ke pedagang yang lain, ke pemilik toko, ke keluarganya pemilik toko, ke pembeli ke keluarga pembeli, begitu terus sehingga membentuk sebuah lingkaran perkenalan, teman, sahabat dan leluarga yang besar, semakin besar dan terus membesar.

waktu puluhan tahun adalah waktu pembentukan keluarga yang, memang pasti tidak selamanya harmonis.

tapi, dari sana saya tersenyum, bahwa betapa senangnya ketika kita merasa menjadi satu keluarga besar dan masing-masing saling menghargai dan menghormati, percekcokkan pasti akan ada, tapi jika sebagai keluarga, teman, sahabat, segala masalah bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.

betapa bahagianya ketika kita masuk ke lingkungan baru, kita disapa sebagai calon anggota keluarga baru, basa-basi sana sini, besoknya dateng lagi, menjadi rutin dan akhirnya basa-basi menjadi semacam relasi sosial yang tulus, yang didasari pada saling menghargai.

ditengah keriuhan kota bandung yang, saya sendiri tidak begitu suka, disebuah minggu siang yang cerah, ditempat yang teduh itu, ternyata saya menemukan sudut kota yang membuat saya tetap semangat, berjalan di tengah kemajuan jaman yang kadang membuat saya frustasi.

setidaknya kini, saya bisa mengingat waktu singkat kemarin itu dalam memori saya, menjadi semacam ruang yang bisa saya panggil lagi, jika rutinitas sudah membosankan dan saya butuh sebuah momen untuk tersenyum tulus dan bahagia.
we are a big familySocialTwist Tell-a-Friend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

license

Creative Commons License
blog wikupedia by wikupedia is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at writeaweek.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.