Minggu, 20 Desember 2009

filosofi kalau-kalau

suatu ketika ketika sedang makan di meja makan keluarga, saya dan ibu mengobrol tentang makanan yang akan saya bawa keesokkan harinya untuk buka bersama, meski saya tidak ikut berpuasa di bulan ramadhan, namun ada acara makan-makan yang kebetulan saya yang akan membawa makanannya...


kami berbicara tentang kira-kira berapa orang yang akan ikut makan, yang nantinya akan berpengaruh pada jumlah makanan yang akan dibuat, apakah untuk 5 orang atau 6 orang atau lebih. saya kemudian mengajukan usul menyiapkan makanan untuk 10 orang.


lalu, ibu saya mengatakan bahwa ia akan menyiapkan makanan untuk 15 orang, kalau-kalau, kata dia menambahkan.


ibu saya terkenal sebagai seseorang yang suka menjaga agar sesuatu tidak dalam keadaan kurang, misalkan menyiapkan makanan untuk bekal saya, ia suka sekali menyiapkan 3 potong ayam untuk sekali makan siang, padahal satu saja bagi saya sudah cukup.


prinsip inilah yang kemudian saya simpulkan menjadi filosofi kalau-kalau.


filosofi kalau-kalau ini bisa jadi sudah menurun ke diri saya. setiap berangkat pergi dari rumah, saya selau menyiapkan barang-barang apa saja yang akan dibawa, pertama barang-barang yang memang akan diperlukan untuk bekerja di hari itu, kedua barang-barang yang 'kalau-kalau' akan saya perlukan di hari itu, sehingga saya tidak perlu pulang dulu ke rumah, maklum rumah saya ada di daerah kota satelit.


dari barang yang 'kalau-kalau' akan saya perlukan itu, biasanya memang tidak saya perlukan, tapi saya tetap akan membawa barang itu, meskipun berat atau membuat tas saya jadi penuh. dalam pikiran saya, prinsip kalau-kalau mengiang dengan jelas, bagaimana nanti kalau saya memerlukan barang-barang ini, masa harus pulang lagi ke rumah? begitu pikir saya.


namun, alih-alih menyiksa, filosofi kalau-kalau justru membuat saya merasa tenang, tau kan perasaan gak enak kalau mau pergi, merasa ada yang kurang atau ada yang kelupaan...nah, filosofi kalau-kalau adalah obat paling mujarab bagi para penderita sixth sense abal-abal yang selalu merasa ada yang kurang atau takut ketinggalan.


tapi selain menjadi obat mujarab perasaan resah, filofosi kalau-kalau ternyata menyimpan banyak kebijaksanaan lain, filosofi ini cukup berguna bagi mereka yang punya banyak teman atau pergaulannya luas, prinsip kalau-kalau bisa jadi semacam alarm, bahwa kita harus mawas diri a.k.a bersimpati dan berempati bahwa mungkin orang lain itu merasa begini atau merasa begitu, jadi segala perilaku kita itu sebaiknya dijaga dan di-alarm-i oleh kata-kata 'kalau-kalau'. eh jangan ngomong ini, kalau-kalau dia sakit hati, coba bicaranya agak pelan, kalau-kalau lagi ada orang yang membutuhkan suasana hening, eh jalannya pelan-pelan aja, kalau-kalau ada orang tiba-tiba nyebrang kan nanti bisa nbarak, eh coba baca berita ini, kalau-kalau nanti diperlukan di kemudian hari untuk bahan tulisan, eh catet aja nomor teleponnya, kalau-kalau nanti butuh.


filosofi kalau-kalau ternyata bisa menjadi jembatan bagi kita dari kenyataan yang sedang terjadi atau sedang dijalani, ke kejadian-kejadian di masa yang akan datang. tidak ada yang bisa meramalkan apa yang terjadi di masa datang, bahkan peramal yang paling jago juga gak akan mungkin membuat iklan ketik reg-pasti-terbukti untuk meramalkan apa yang terjadi di kemudian hari.


bisa jadi, filosofi kalau-kalau ini sodara sepupunya de-javu, yang memang ciri-cirinya agak mirip.


tapi lepas dari itu semua, kata-kata sederhana lagi-lagi memberikan maknanya yang terdalam, ketika saya mencoba belajar mengenal lebih dalam tentang kesederhanaan, ternyata ia malah balik memberikan kebijaksanaan yang, bisa jadi, tidak pernah terpikirkan sebelumnya....


selamat berteman dengan kesederhanaan...
filosofi kalau-kalauSocialTwist Tell-a-Friend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

license

Creative Commons License
blog wikupedia by wikupedia is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at writeaweek.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.