Jumat, 18 Desember 2009

filosofi kerupuk

ada kalanya kita menjalani sesuatu dan tidak mengerti banyak hal, atau adakalanya kita mengalami banyak hal dan merasa mendapat banyak sekali masukan dalam hidup tapi kita susah untuk memilih mana yang akan kita ambil dan mana yang tidak.

adakalanya juga kita mendapat makna hidup, dari hal-hal biasa seperti udara, hujan dan hal-hal kecil yang tersebar di sekitar kita.

begitu pun dengan saya, suatu ketika di kala siang hari di masa liburan, saya makan di meja makan dengan beberapa lauk serta pauk dan tidak lupa elemen tambahan terbaik dalam makan, yaitu kerupuk!

kebetulan saya punya kebiasana unik, atau bisa dibilang aneh juga, untuk mencelupkan kerupuk ke kuah sayur baru memakannya, memang ini bisa dibilang bukan kerupuk lagi karena sudah melempem, dan bukankah kerupuk itu enak karena kriuknya?

di satu sisi saya menikmati sekali kemelempeman kerupuk itu karena, selain rasa kerupuk, saya juga ternyata bisa mendapatkan rasa sayurnya, jadi bisa dibilang, itu kerupuk rasa sayur bayam, karena kebetulan saya celupkan ke sayur bayam.

dari makan siang yang sederhana itu, tiba-tiba saya merenung, kerupuk yang dinikmati karena kriukannya ternyata bisa dinikmati oleh kemelempemannya, minimal oleh saya...tapi jauh dari itu semua saya menemukan beberapa hal lain dari kerupuk, yang kemudian saya jadikan filosofi kerupuk...

kerupuk, adalah jenis makanan pelangkap yang dihidangkan, biasanya sebagai teman makanan utama. kerupuk juga bisa jadi camilan atau sebagai makanan ringan. ada banyak macam kerupuk, bahkan di setiap daerah di indonesia bisa jadi punya kerupuk khas sendiri, tapi yang paling saya suka adalah kerupuk original, yang dijual di komplek tempat saya tinggal dijual dengan cara dipanggul atau digoseh pakai sepeda. yang dijual pakai kotak seng yang besar sekali.

kerupuk bisa jadi termaginalkan hanya sebagai makanan pelengkap, tapi sebagai makanan pelengkap kehadirannya yang melengkapi itu, terkadang menjadi esensi dari makan itu sendiri. dan jargon makanan pelengkap malah bisa berubah menjadi: makan menjadi tidak lengkap jika tanpa kerupuk.

kerupuk juga bisa dinikmati atas dirinya sendiri, sebagai camilan atau sebagai makanan utama di kala senggang.

dari dua contoh diatas, saya kemudian mencoba menelaah filosofi kerupuk dalam kehidupaan saya sehari-hari. kerupuk ternyata merupakan seorang sosok sahabat setia yang kesetiaannya tidak perlu diuji lagi, kerupuk yang sering termajinalkan tetap setia ketika ia dibutuhkan untuk menjadikan makanan utama menjadi lengkap, nasi goreng yang tanpa kerupuk menjadi kurang kriuk, lotek yang tanpa kerupuk seperti bunga tanpa kelopak, dan lontong kari, yang bagi saya tidak cukup kerupuk 5 biji untuk menemani makanan ini.

kerupuk sebagai teman setia juga ternyata sangat supel, ia bisa berteman dengan siapa saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja. ketika makan gepuk, kerupuk bisa jadi teman, ketika makan ati ampela, kerupuk bisa jadi teman, ketika makan sayur bayam, kerupuk juga bisa menjadi teman setia.

kesetian dan kesupelan kerupuk ternyata membuat saya amaze, bahwa makanan yang sering disisihkan ini punya makna yang lebih yang terkadang tidak kita pedulikan. kerupuk adalah teman suka dan duka yang selalu bisa diandalkan.

kerupuk juga bisa sangat mandiri, ia bisa berdiri sendiri dari kesederhanan bentuknya, dari kesederhanaan rasanya dan dari keutuhan diri dia sendiri yang ternyata tidak rumit, tidak njelimet.

kerupuk original dengan warnanya yang tidak macam-macam adalah bukti dari filosofi sederhana yang membuat kerupuk sangat bersahaja. kemandirian yang dibangun dalam kesederhanaan total adalah sebuah kebijaksanaan yang sangat indah.

atas itu semua, saya menjadi tertarik untuk terus memakan kerupuk, siapa tau, saya bisa mencerna kebijaksanaan lain yang ada dalam filosofi kerupuk.
filosofi kerupukSocialTwist Tell-a-Friend

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

license

Creative Commons License
blog wikupedia by wikupedia is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at writeaweek.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at wikubaskoro@gmail.com.